Impossible Jadi I'm Possible



Tulisan dengan judul kayak gini biasanya tentang motivasi. Bisa dari segi psikologi, success story, dan sebagainya. Tapi disini saya bahas yang ringan saja, yaitu soal matematika
y = (x²-100)/(x-10)

Sekilas fungsi itu terlihat biasa saja: 
saat x = 0, nilai y = 10; 
saat x = 1, nilai y = 11;
saat x = 2, nilai y = 12, dst.
Masalah muncul saat nilai x = 10, karena menghasilkan ekspresi 0/0. Seperti yang kita tahu bahwa ekspresi ini memberikan hasil "undefined" alias tidak terdefinisi.

Tapi tunggu, saat kita menuliskan rumus itu di aplikasi bantu hitung matematika (wolframalpha, geogebra, mathematics, dsb) saat nilai x = 10 digambarkan nilai y ada di angka 20. Kok bisa? Gambar di postingan ini adalah contoh hasil tangkapan layar aplikasi geogebra. Teman2 bisa coba di aplikasi lain, pasti hasilnya sama.

Ternyata jika kita hitung saat x = 9, nilai y = 19; saat x = 11, nilai y = 21. Nah artinya saat x = 10 nilai y = 20 dong? Ternyata enggak juga. Wolfram alpha dengan tegas menyatakan bahwa domain fungsi ini adalah bilangan real dengan x ≠ 10 dan range fungsi ini adalah bilangan real dengan y ≠ 20. Lah terus gimana? apakah y = 20 itu kayak semacam kita lewat jalan tol, trus angka 20 di sumbu y itu dilewati tapi "tidak mampir" gitu?

Di kelas 2 SMA kalau gak salah, kita pernah belajar konsep limit. Artinya nilai pendekatan dari suatu nilai eksak yang "undefined". Salah satu metode paling wenak dalam menyelesaikan persoalan limit adalah dengan memfakforkan.
(x²-100)/(x-10) = (x-10)(x+10)/(x-10) = (x+10)
Nah, dari pemfaktoran itu kita dapatkan formula baru yang jika dikasih nilai x = 10, nilai y = 20. Problem solved. Tanpa debat.

Lalu apa hikmah dari fenomena ini?
Menurut saya, yang utama: jadilah satu judul tulisan baru untuk blog saya. Hehe..
Tapi hey, serius. Suatu hal yang secara rasional impossible ternyata bisa kok diajak kompromi (didekati). Perlu dilakukan self assessment supaya bisa terus berkembang dan menemukan "formula baru" dalam problem solving.

Faktorisasi = mencari pembuat nol = akar persamaan kuadrat. Cari akar masalahnya, bisa jadi memang itu adalah obat paling mujarab dalam menyelesikan suatu masalah.

Terakhir, saking tertariknya saya dengan konsep limit ini. Nama anak saya pun terinspirasi dari konsep limit. :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal konstanta kWh meter.

Tegangan Turun = Arus Naik? Benarkah?

Merangkai 3 Trafo 1 Fasa Menjadi 1 Trafo 3 Fasa