Mengenal konstanta kWh meter.

Pernah suatu ketika saat ngobrol sama tetangga ada pertanyaan seperti ini: Mas, kenapa ya setelah kWh meter diganti "kedipannya" jadi ngebut? Dulu perasaan gak kayak gini. Ntar tambah boros gak ya?
Perlu diketahui bahwa setiap kWh meter memiliki karakteristik "kedipan" yang unik. Frekuensi kedipan tersebut secara teknis disebut sebagai konstanta kWh meter, satuannya impulse/kWh atau biasa disingkat dengan sebutan imp/kWh. Besaran ini menunjukkan berapa kedipan yang harus dilakukan untuk mencapai 1 kWh.

Misalkan untuk kWh meter dengan konstanta 1000 imp/kWh artinya dia harus melakukan 1000 kedipan untuk menunjukkan pemakaian 1 kWh,
Lalu kWh meter dengan konstanta 1600 Imp/kWh, artinya 1600 kedipan untuk 1 kWh. Jadi, semakin besar nilai konstanta maka semakin banyak juga jumlah kedipan yang harus terjadi untuk menunjukkan pemakaian 1 kWh.

Nah, kembali ke pertanyaan tetangga saya. Apakah hal ini akan jadi boros?
Saya hanya bisa menjawab: tergantung. Yang pasti semakin besar nilai konstanta maka ketelitian kWh meter akan semakin bagus. Bagaimana bisa?

Akan lebih mudah menjelaskannya dengan analogi:
Anggaplah saya memiliki sepeda yang dilengkapi indikator jarak berdasar jumlah putaran roda. Keliling roda tersebut = 2 meter. Saya pakai untuk menempuh perjalanan sepanjang 101.5 meter. Maka roda harus berputar sebanyak 50.75 kali, dibulatkan menjadi 51 kali. Jadi indikator jarak sudah menunjukkan 102 meter, padahal baru jalan 101.5 meter (dalam hal ini user rugi)

Lalu saat sepeda itu saya pakai untuk perjalanan sepanjang 100.5 meter. Maka roda akan berputar sebanyak 50.25 kali, dibulatkan jadi 50 kali. Jadi indikator jarak baru menunjukkan 100 meter, padahal sudah jalan sepanjang 100.5 meter. (dalam hal ini user untung)

Lain halnya jika rodanya saya ganti dengan ukuran keliling 0.5 meter.
Dipakai untuk perjalanan 101.5 meter, jumlah putarannya = 203 kali = 101.5 meter (pas)
Dipakai untuk 100.5 meter, jumlah putaran = 201 kali = 100.5 meter (pas).

Jumlah putaran roda kecil memang lebih banyak daripada roda besar. Namun karena satuan hitungnya lebih kecil, maka ketelitiannya lebih tinggi (ketelitian sampai 0.5 meter)


Komentar

Unknown mengatakan…
Dulu saya memakai daya 900 kwh dan saya putuskan untuk mengganti dengan listrik pulsa (token) tetapi entah bagaimana saya tidak di beri tahu ternyata di ganti dengan daya 1600 kwh itupun ketahuaan baru saja setelah saya mau cek dapat kompensasi dari pemerintah atau tidak
M. Yusuf Wibisono mengatakan…
Maksudnya 1300 VA mungkin ya?
Kalau itu saya juga tidak tahu kenapa bisa jadi 1300. Yang paling memungkinkan adalah: dulu waktu migrasi ke prabayar (pulsa) sekalian pengajuan tambah daya ke 1300, karena dulu pernah ada promo tambah daya gratis ke 1300.
Yang pasti PLN tidak akan menambah daya pelanggan secara sepihak.
M. Yusuf Wibisono mengatakan…
Oh iya, ada 1 tambahan informasi. KWh meter pascabayar yang lama (yang pakai piringan yang berputar) itu konstantanya ada yang 900 putaran/kWh. KWh meter yang kayak gitu umumnya diganti dengan kWh meter pascabayar elektronik (pakai kedipan) yang memiliki konstanta 3200 impulse/kWh. Jadi bisa dibayangkan sendiri kan, betapa "ngebut" kWh meter yang baru dibanding yang lama.

Menyikapi hal itu, pelanggan tidak perlu khawatir. Sesuai tulisan saya di atas, perhitungan rekening listriknya tetap fair,tidak akan melonjak. Andaikan ada penambahan rekening, maka sebenarnya disebabkan oleh kWh meter yang lama itu sudah tidak layak pakai, makanya harus diganti.
Unknown mengatakan…
Meteran listrik dirumah sya seperti gambar pertama (1600/kwh) itu artinya setelah 1600 x kediap pulse nya baru bertambah 1 kwh, ya kan?. Tapi kenapa baru 16 x kedipan di pulse nya sdh bertambah 1 kwh ya pak bkn seperti penjlsan bpk diatas jika kedipannya 1600 x baru bertambah 1 kwh. Mohon dijelaskan pak! Terima kasih.
M. Yusuf Wibisono mengatakan…
Mohon maaf baru balas.
Yang perlu diperhatikan adalah: penulisan sisa pulsa yang ada di kWh meter menggunakan format sebagai berikut: xx.xx artinya ada 2 angka di belakang koma.

Jadi jika konstanta 1600 imp per kWh, maka setiap 16 kedipan akan berkurang 0.01 kWh, atau angka paling belakang. Ini mirip seperti postingan di Facebook ini, silahkan cek:
https://www.facebook.com/1694269005/posts/10207591180612972/?app=fbl
Dahlia mengatakan…
Jadi lebih bagus mana 1600mph/Kwh atau yg 1300mph/Kwh? Dan lebih hemat mana?
Unknown mengatakan…
Mau tanya pak cara perhitungan 1 kwh itu klo listrik pascabayar dengan 1600imp/kwh. Kan digit yg paling ujung yg warna merah itu 1/10 nah klo berputar ke sampai ke 0 lg kan sudah masuk 1 kwh. Seperti itukah pergitungan nya?
Unknown mengatakan…
Mau tanya pak cara perhitungan 1 kwh itu klo listrik pascabayar dengan 1600imp/kwh. Kan digit yg paling ujung yg warna merah itu 1/10 nah klo berputar ke sampai ke 0 lg kan sudah masuk 1 kwh. Seperti itukah pergitungan nya?
M. Yusuf Wibisono mengatakan…
Dahlia: 1600 imp/kWh maupun 1300 imp/kWh tidak mempengaruhi hemat atau borosnya pemakaian listrik. Itu hanya tingkat ketelitian alat ukur. Yang nilainya lebih besar lebih teliti.
M. Yusuf Wibisono mengatakan…
Unknown: betul sekali, yang paling ujung warna merah itu satuan 0.1 kWh. Jadi kalau sudah 1 putaran maka sudah 1 kWh.
Unknown mengatakan…
Pada trf pascabayar maksd a blok I dan blok II itu gmana? Apakah kalau lwat pmakaian 30 kwh bakal msk ke trf blok II gtu kak?
Aku bru pasang bru ne kak pascabayar kelas B1 900 VA, via online dri situs PLN ku dftrkan. Pmbayaran via online tanggal 11 lalu dn hr ne bru d realsasikan. Td siang sktr pkul 2 siang uda habis 1 kwh hehehe
M. Yusuf Wibisono mengatakan…
betul. harganya progresif seperti yang anda sampaikan. Harga blok 1 sampai batas sekian kWh, lebih dari itu perhitungan rekening dihitung dengan harga blok 2 dan seterusnya sampai blok 3.
Unknown mengatakan…
Pak saya mau tanya,saya kan baru ganti meteran karena meteran yang dulu itu rusak dan macet.
Yang saya ingin tanyakan. Kenapa tegangan listrik saya berubah ya cepat turun.
Saya bandingin mesin meteran yg dulu dengan yg skrg,perbedaaannya yg dulu 3200 imp/kwh dan skrg 1600imp/kwh.
Apakah dengan perbedaan itu akan mempengaruhi tegangan. Soalnya tiap kali rescucer nyala masak nasi dan ac 1/2 PK X 2 nyala udah stabil MALAH MATI. PADAHAL SEBELUMNYA PAKE METERAN LAMA 3200 IMP/KWH ITU AMAN. PERBEDAAN ITU MEMPENGARUHI TIDAK PAK DENHAN MASALAH SAYA?TOLONG BLS YA.
M. Yusuf Wibisono mengatakan…
Maksudnya jadi sering jeglek ya?
Sebenarnya yang bikin jeglek itu MCB sebagai pembatas, bukan kWh meter. Saya tidak bisa memberikan jawaban yang pasti, karena memang data dukungnya kurang.

Akan lebih baik jika ditanyakan langsung ke PLN. Sekarang caranya gampang kok, tinggal download aplikasi PLN mobile, masukkan ID pelanggan, lalu silahkan menuliskan keluh kesah disana. PLN Setempat akan segera memberikan respon.

Postingan populer dari blog ini

Tegangan Turun = Arus Naik? Benarkah?

Merangkai 3 Trafo 1 Fasa Menjadi 1 Trafo 3 Fasa