Permasalahan yang Timbul saat Merangkai 3 Trafo Distribusi 1 fasa Menjadi Trafo 3 Fasa
Seperti yang pernah saya tuliskan sebelumnya, bahwa 3 trafo distribusi 1 fasa dapat dirangkai untuk menggantikan trafo 3 fasa. Jika belum tahu, bisa dibaca disini. Dalam tulisan tersebut juga sudah disebutkan salah satu masalah yang yang pernah kami alami dalam mengoperasikan rangkaian 3 trafo 1 fasa. Apakah hanya ada satu masalah yang bisa terjadi? Tentu saja tidak. Berikut kami jelaskan beberapa masalah yang bisa terjadi dan pernah kami alami selama merangkai 3 trafo 1 fasa.
1. Penamaan Terminal Sekunder Trafo Tidak Seragam
Seperti yang kita tahu, trafo distribusi 1 fasa ada yang memiliki 3 terminal sekunder dan ada yang memiliki 4 terminal sekunder. Agar bisa dirangkai, maka kita harus menggunakan jenis 4 terminal sekunder. Namun jika kita jeli, maka ada perbedaan dalam penamaan terminal sekundernya, seperti diperlihatkan pada gambar 1 dan gambar 2 berikut:
Gambar 1. Urutan X1, X2, X3, X4
Gambar 2. Urutan X1, X3, X2, X4
Ini sebenarnya hal sepele, namun jika tidak diperhatikan bisa jadi masalah serius. Sebagai contoh: seorang pengawas pekerjaan hanya tahu gambar 1, lalu dia memerintahkan pelaksana untuk menyambung X1 dengan X2, lalu menyambungkan X3 dengan X4. Andaikan trafo yang dia hadapi saat itu adalah trafo seperti di gambar 2, maka sama saja dia sedang menyambungkan dua terminal dari satu belitan sekunder yang sama. Maka dipastikan trafo tersebut akan rusak.
Jadi disarankan, setiap kali merangkai trafo, cek dulu name plate-nya. Apakah menggunakan urutan X1, X2, X3, X4 atau X1, X3, X2 X4. Jika ingin panduan yang pasti benar, maka cara merangkainya adalah: sambungkan 2 terminal paling kiri dan sambungkan 2 terminal paling kanan, niscaya permasalahan pertama ini pasti tidak terjadi.
2. Tegangan Output "Pincang" dan Putaran Motor 3 Fasa Terbalik
Permasalahan ini pernah saya alami dan lumayan membuat panik. Awalnya sempat berfikir ada salah satu trafo yang bermasalah, sehingga tegangannya pincang. Anomali yang kami alami adalah sebagai berikut:
- arah putaran motor listrik 3 fasa terbalik dari arah putaran awalnya
- tegangan menjadi "pincang", yaitu:
- Vrn = 219 Volt Vrs = 200 Volt
- Vsn = 201 Volt Vrt = 385 Volt
- Vtn = 219 Volt Vst = 209 Volt
Ternyata permasalahannya adalah output fasa S diambil dari kopel X3-X4, sedangkan kopel X1-X2 difungsikan sebagai netral. Padahal fasa yang lain (fasa R dan T) ambil fasa dari kopel X1-X2 sedangkan kopel X3-X4 difungsikan sebagai netral. Rangkaian anomali ini kami tampilkan dalam gambar 3.
Gambar 3. Pengambilan Fasa dan Netral Trafo tidak Seragam
Rangkaian yang salah ini mengakibatkan fasa S berputar 180 derajat dari arah seharusnya. Hal ini membuat sudut fasa antara R - S menjadi 60 derajat, sudut fasa S - T menjadi 60 derajat, dan sudut fasa R - T 240 derajat. Sudut S yang membalik 180 derajat inilah yang menyebabkan arah putaran fasa juga ikut terbalik.
Gambar 4. Urutan Fasa Benar
Gambar 5. Fasa S Berputar 180 Derajat
Untuk membuktikan kebenaran fasor di atas kita tidak perlu alat khusus seperti power quality meter atau yang lain, kita bisa membuktikannya dengan aturan cosinus sebagai berikut:
Komentar